
Sobat pemimpin tim, dan bingung karena kinerja tim sering terhambat? Oleh karenanya, mari mengevaluasi gaya kepemimpinan! Simak berbagai yang bisa sobat lakukan agar kinerja tim jadi lebih maksimal lagi.
“Kira-kira, apa yang salah dengan gaya kepemimpinan saya?”
Pertanyaan ini mungkin sering muncul dalam benak sobat, terutama ketika dinamika organisasi sedang pasang-surut. Apalagi ketika dinamika tersebut ternyata membuat kinera dari tim menurun.
Sebagai seorang pemimpin, sobat bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur jalannya organisasi. Bagaimana sobat melakukannya tentunya sangat berpengaruh terhadap tim yang sobat pimpin.
Oleh karenanya, ketika sobat sedang mengevaluasi kinerja tim, sobat juga perlu mengevaluasi gaya kepemimpinan sobat selama ini. Jangan-jangan, ada hal yang harus sobat tingkatkan dalam memimpin.
Semua orang tidak bisa diberi perlakuan yang sama
Setiap orang memiliki keunikan dan kapasitasnya masing-masing, termasuk juga dalam urusan pekerjaan atau organisasi. Banyak pemimpin yang kurang menyadari hal ini.
Seorang pemimpin bisa saja melakukan sesuatu yang kurang tepat dalam hal mendelegasikan tugas atau memperlakukan anggota timnya. Bisa saja, ia mendelegasikan tugas kepada individu yang belum siap. Atau bisa saja, ia terlalu memegang kendali kepada individu yang performanya akan lebih baik ketika dibiarkan mandiri.
Kesalahan-kesalahan seperti itu mungkin pernah sobat alami. Walau terdengar sepele, hal tersebut dapat menghambat capaian tim. Lantas, apa langkah yang harus dilakukan, agar terhindar dari hal-hal seperti itu?
1. Fleksibilitas adalah kunci!
Pertama, sebelum melakukan tindakan yang tepat, sobat perlu menata pola pikir. sobat perlu menyadari bahwa masing-masing individu memiliki keunikan dan kapasitasnya masing-masing.
Oleh karenanya, sobat tidak bisa memperlakukan seluruh anggota tim dengan sama rata. Sebagai pemimpim yang baik, sobat perlu menyesuaikan dengan keunikan masing-masing individu, tepatnya menjadi fleksibel!
Asumsi tersebut adalah kunci dari situational leadership, salah satu gaya dalam memimpin yang terkenal ampuh. Fokus dari situational leadership terletak pada individu dalam tim, sehingga pemimpin perlu memperlakukan mereka sesuai dengan kesiapan individu tersebut.
2. Mengenal situational leadership
Model situational leadership sendiri dikembangkan pada tahun 1960 oleh Profesor Paul Hersey. Sebelumnya, telah disebutkan bahwa pokok pikiran dari model ini adalah kita tidak bisa menerapkan kepemimpinan yang sama bagi semua orang.
Agar dapat memperlakukan seseorang sesuai dengan kapasitasnya, kita perlu melakukan proses diagnosis, dengan melihat readiness atau kesiapan dari orang tersebut. Kesiapan tersebut dinilai berdasarkan kepada kemauan serta kemampuan individu.
Ada tingkatan kesiapan dari individu, mulai dari R1 untuk yang paling rendah hingga R4 untuk yang paling siap. Pada tingkat R4, individu tersebut berarti siap, berminat, serta mampu untuk melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Model ini terbukti ampuh pada berbagai macam organisasi. Mulai dari perusahaan besar, bahkan juga perusahaan kecil yang jumlah anggotanya bisa dihitung jari.
Ini hal-hal yang harus diperhatikan untuk menerapkan gaya kepemimpinan situational leadership
Sobat telah mengetahui bahwa perlu untuk mendiagnosis kesiapan individu. Oleh karenanya, sobat perlu menimbang banyak faktor. Jangan sampai sobat melewatkan banyak hal-hal yang bisa memperkaya data individu tersebut.
Setelah menentukan tingkat kesiapan dengan tepat, sebagai pemimpin sobat bisa memilih 4 macam kepemimpinan. sobat bisa memilih mulai dari S1 hingga S4, di mana S1 dengan masih berupa memberikan instruksi dan S4 sudah berupa memberikan tanggung jawab besar.
Jangan lewatkan catatan penting ini!
Model ini memang bisa ampuh untuk banyak situasi. Model ini dapat bekerja dengan baik, terutama jika individu tersebut kooperatif. Model ini juga dinilai bagus untuk menangani pegawai baru.
Namun, ada beberapa situasi yang agak sulit untuk diterapkan model ini. Model ini tidak cocok untuk perusahaan yang faktor pendorong utamanya adalah proses dan teknologi. Model ini lebih cocok untuk perusahaan yang faktor pendorongnya adalah manusia-manusia di dalamnya.
Selain itu, model ini juga agak sulit diterapkan pada organisasi dengan permasalahan yang terlalu kompleks dan dalam. Model ini lebih berfokus untuk memberdayakan anggota organisasi, sedangkan untuk manajemen yang problematik, butuh usaha yang lebih ekstra.
Itu dia langkah dan tips yang bisa kamu terpakan dalam memimpin sobat
Salam sukses senantiasa :)
Sahabat @Wanandi Go